Minggu, 29 Mei 2011

7 Alasan Mencela Diri

Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
pertama kali ketika aku melihatnya lemah,
padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket
dihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah
ia memilih yang mudah
Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri
dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat

~ Khalil Gibran

Prosa VI

Bersyukurlah pada kehidupan yang telah menganugerahimu rasa haus.
Hatimu akan menjadi seperti tepian pantai dari sebuah samudera yang tak memiliki gelombang.
Tak menyimpan gemuruh dan tak mengerami pasang surut bila engkau tak memiliki rasa haus. Teguklah isi pialamu sendiri sambil memekik gembira.
Junjunglah pialamu di atas kepalamu lalu teguklah kuat demi mereka yang meminumnya dalam kesendirian.
AKu pernah sekali mencari gerombolan manusia yang kemudian duduk rapi mengelilingi meja jamuan sebuah pesta kemudian minum dengan sepuas-puasnya.
Namun mereka tidak mengangkat anggurnya di atas kepalaku, tidak pula meresapkannya ke dalam dadaku.
Mereka hanya membasahi kakiku….kebijakanku masih kerontang.
Hatiku terkunci dan terpatri.
Cuma sepasang kakikulah yang bergomol dengan mereka diantara selubung kabut yang suram.
Aku tidak lagi mau mencari kumpulan manusia atau pula meneguk anggur bersama mereka dalam meja jamuan pesta mereka.
Apa yang engkau rasakan jika kututurkan padamu semua itu jika waktu begitu garang menghentaki jantungmu?
Akan sangat baik bagimu bila engkau meneguk piala rengsamu seorang diri dan piala bahagianmu seorang diri pula…

~ Khalil Gibran

Prosa IV

Kemudian datang seorang pertapa, Yang sekali setahun turun ke kota,
Memohon jawapan tentang kesenangan. Jawabnya demikian :
Kesenangan adalah lagu kebebasan, Namun bukannya sang kebebasan sendiri,
Dialah bunga-bunga hasrat keinginan, Namun bukan buah yang asli. Sebuah jurang ternganga yang berseru ke puncak ketinggian, Itulah dia ; namun dia bukan kedalaman maupun ketinggian itu sendiri. Dialah si terkurung yang
terbang terlepas, Namun bukannya ruang yang terbentang luas ; Ya, sesungguhnyalah kesenangan merupakan lagu kebebasan. Dan aku amat suka bila dapat mendengarkan, Kalian menyanyikannya dengan sepenuh hati, Namun
jangan hanyutkan diri dalam nyanyian
Beberapa diantaramu mencari kesenangan, Seolah kesenangan itu adalah segala-galanya, Dan mereka ini dipersoalkan, dihakimi dan dipersalahkan. Aku tak akan mempersalahkannya, ataupun memarahinya,
Melainkan akan mendorong mereka untuk mencari dan menyelami. Sebab mereka akan menemukan kesenangan, Namun kesenangan tiada berdiri sendiri. Saudaranya ada beberapa, ialah tujuh orang puteri, Yang terjelek pun diantaranya lebih unggul kecantikannya, Daripada dia yang bernama
kesenangan. Engkau pernah mendengar tentang seorang manusia, Yang menggali tanah hendak mencari akar, Namun menemukan harta pusaka ?
Beberapa di antara orang tua mengenangkan saat kesenangan, Dengan penuh rasa penyesalan, Seolah kesenangan itu dosa yang diperbuatnya, Tatkala sedang terbius di luar kesedarannya.
Tapi penyesalan ini hanya mengaburkan akal budi, Tiada berkemampuan menyucikan hati nurani, Sayugia mereka mengingat kesenangan yang lalu, Dengan rasa syukur dan terima kasih dalam kalbu, Sebagaimana mereka
mengenang rahmat tuaian di musim panas ; Namun pabila rasa penyesalan lebih menenteramkan hatinya, Maka biarlah mereka menikmati ketenteramannya.
Dan ada di antaramu yang bukan lagi remaja namun masih perlu mencari, Pun belum terlampau tua namun memerlukan kenang-kenangan untuk digali,
Lalu menyingkirkan segala kesenangan yang ada di mayapada, Khuatir melemahkan kekuatan jiwa, Ataupun bertentangan dan merugikannya. Tapi dalam pencegahan diri inipun terletak kesenangan mereka, Dan dengan demikian mereka pun menemui sebuah mustika,
Walau semua mereka dengan tangan gementar, hanya mencuba menggali akar. Tetapi katakanlah padaku, siapakah yang dapat menenang jiwa ? Si burung bul-bul yang menyanyikan lagu merdu, Terganggukah olehnya ketenangan malam yang syahdu ? Atau ambillah dia, si kunang-kunang, Adakah diganggunya keagungan bintang-bintang ? Dan nyala api, ataupun asap bara, Adakah dia memberati pawana ? Dan dikau mengira, bahwa jiwa merupakan danau yang tenang, Yang hanya dengan sentuhan sepucuk kayu, dapat kauganggu ?
Betapa seringnya, dengan menyingkiri segala kesenangan, Kau hanya menimbun keinginan tersembunyi, di relung kesedaran. Siapa tahu bahawa apa yang nampaknya lenyap sekarang, dari
permukaan, hanya menanti saat kebangkitan dihari kemudian ?
Bahkan jasmani memahami kudratnya dan keperluan hak alamiahnya, Serta tiada sudi mengalami tipuan dari akal manusia. Jasmani adalah kecapi jiwa,
Tergantung kepada manusia, Untuk menggetarkannya dengan petikan lagu merdu, Ataupun suara yang tiada menentu.
Lalu sekarang bertanyalah dalam hatimu; bagaimana cara membezakan baik-buruk dalam kesenangan? Maka pergilah dikau ke ladang, kebun dan tamanmu, Dan kau akan mengerti, bahawa bagi lebah, menghisap madu adalah kesenangan, namun bagi bunga pun memberikan madu adalah kesenangan.
Untuk lebah, bunga merupakan pancaran kehidupan, Untuk bunga, lebah merupakan duta kasih kehidupan. Dan bagi keduanya, sang lebah maupun sang bunga, Memberi dan menerima kesenangan adalah keperluan dan keasyikan.
Rakyat Orphalese, bersenanglah bagaikan bunga dan lebah.

~ Khalil Gibran

Prosa III

Dan aku melihat hal-hal yang menyedihkan,
Para Malaikat Kebahagiaan tengah berperang dgn Syaitan-syaitan Penderitaan
Dan Manusia berdiri di antara mereka.
Yang satu menariknya dengan Harapan dan yang lain dengan Keputus-asaan.
Aku melihat Cinta dan Benci bermain-main di hati manusia, Cinta menyembunyikan kesalahan Manusia dan memabukkanya dengan anggur kepatuhan, pujian dan rayuan: sementara Kebencian menghasutnya dan menutup telinganya dan membutakan matanya dari Kebenaran…
Aku melihat para pemimpin mulutnya berbuih seperti serigala licik dan juri penyelamat palsu merencanakan dan bersekongkol untuk Melawan Kebahagiaan Manusia..
Dan aku melihat Manusia memanggil Kebijakan untuk membebaskannya, tetapi Kebijakan tidak mendengar jeritannya, kerana Manusia pernah Mengabaikannya ketika ia berbicara kepadanya di jalananan kota…
(Dari Suara Sang Guru)

~ Khalil Gibran

Prosa II

Bila kau memberi dari hartamu, tidak banyaklah pemberian itu. Bila kau memberi dari dirimu, itulah pemberian yang penuh erti. Sebab, apalah harta milikan itu, pabila ia bukan simpanan yang kaujaga buat persediaan di hari kemudian ?
Dan hari kemudian; terkandung janji apakah bagi dia, si anjing kikir, Yang menimbun tulang-tulang di bawah pasir, Dalam perjalanan ke kota suci, mengikuti musafir ?
Dan bukankah ketakutan akan kemiskinan, Merupakan kemiskinan itu sendiri ? Ketakutan akan dahaga, sedangkan sumur masih penuh, Bukankah dahaga yang tak mungkin dipuaskan ?
Ada orang yang memberi sedikit dari miliknya yang banyak Dan pemberian itu dilakukan demi sanjungan, Hasrat tersembunyi membuat tak murni dermanya.
Ada pula yang memiliki sedikit dan memberikan segalanya. Merekalah yang percaya akan kehidupan dan anugerah kehidupan, Dan peti mereka tiada pernah mengalami kekosongan.
Ada yang memberi dengan kegembiraan di hati, Kegembiraanlah yang menjadi anugerah pengganti. Ada yang memberi dengan kepedihan di hati, maka Kepedihan menjadi air pensucian diri.
Dan ada yang memberi tanpa merasa sakit di dalamnya, Tanpa mencari kegirangan dari pemberiannya, Tanpa mengingat-ingat kebaikannya; Mereka memberi, sebagaimana di lembah sana, Bunga-bunga menyebarkan wewangiannya ke udara.
Melalui mereka inilah, Tuhan berbicara, Dan dari sinar lembut tatapan mata mereka Dia tersenyum pada dunia.

Sebab sesungguhnya, kehidupanlah yang memberi pada kehidupan .Sedangkan kau, yang mengira dirimu seorang pemberi, Sebetulnya hanyalah seorang saksi.
Dan kau, kaum penerima – ya, engkau semuanya tergolong penerima ! Jangan memberati diri dengan rasa terhutang budi, Sebab kau akan membebani dirimu dan dia yang memberi.
Sayugia kau bangkit bersama si pemberi, Naik sayap pemberiannya, Melambung ke taraf yang lebih tinggi.
Terlampau menyedari hutangmu, adalah meragukan kedermawanan dia, Sang putera Bumi yang murah hati, Dan Tuhan, sebagai sumber segala hartanya.

~ Khalil Gibran

Prosa I

Bila engkau sedang bersukaria
renunglah dalam-dalam
ke lubuk hati
disanalah nanti engkau dapati
bahwa hanya yang pernah membuat derita
berkemampuan memberimu bahagia
Jika engkau berdukacita
renunanglah lagi, ke lubuk hati
disanalah pula bakal kau temui
bahawa sesungguhnya
engkau sedang menangisi
sesuatu yang pernah
engkau syukuri

~ Khalil Gibran

Kisahku

Dengarkan kisahku… .
Dengarkan, tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku: kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai, cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita. Jika kita bergembira, kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri. Jika kita menderita, kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran, yang terbuka namun rahsia; ia hanya dapat difahami melalui cinta, hanya dapat disentuh dengan kebaikan; dan ketika kita mencuba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal wap.
~Khalil Gibran

Nyanyian Sukma

Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu
yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku
dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya
bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani
melagukan kidung suci Tuhan?

(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
~ Khalil Gibran

Nyanyian Hujan

 Author : Khalil Gibran

Aku ini percikan benang-benang perak yang dihamburkan dari syurga oleh dewa-dewa.
Alam raya kemudian meraupku, bagi menyirami ladang dan lembahnya.
Aku ini taburan mutiara, yang dipetik dari mahkota Raja Ishtar, oleh puteri Fajar,
untuk menghiasi taman-taman mayapada.
Pabila kuurai air mata, bukit-bukit tertawa;
Pabila aku meniup rendah, bunga-bunga gembira,
Dan bila aku menunduk, segalanya cerah-ceria.
Ladang dan awan mega berkasih-mesra,
Di antara mereka aku pembawa amanat setia,
Yang satu kulepas dari dahaga,
Yang lain kuubati dari luka.
Suara guruh mengkhabarkan kedatanganku
Pelangi di langit menghantar pemergianku,
Bagai kehidupan duniawi, diriku,
Dimulakan pada kaki kekuatan alam,
Dan diakhiri di bawah sayap kematian.
Aku muncul dari dalam jantung samudera,
Melayang tinggi bersama pawana,
Pabila kulihat ladang memerlukanku,
Aku turun, kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan
Dalam berjuta cara.
Jemariku lembut bermain pada jendela-jendela kaca
Dan berita yang kubawa membawa bahagia,
Semua orang dapat mendengarnya, namun hanya yang peka,
Dapat memahami maknanya.
Panas udara melahirkan aku,
Namun sebagai balasannya aku membunuhnya,
Laksana wanita yang mengungguli jejaka,
Dengan kekuatan yang dihisap daripadanya.
Diriku helaan nafas samudera
Gelak tertawa padang ladang,
Dan cucuran air mata dari syurga.
Maka, disertai cinta kasih -
dihela  dari kedalaman laut kasih-sayang;
tertawa ria dari rona padang jiwa,
air mata dari kenangan syurga abadi.


(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

Tanya Sang Anak

Author: Kahlil Gibran
Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak gadis muda dan naif!

Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!
Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?
Sang ibu menjawab,”Kerana ibu lebih kuat dari ayah!”
Sang anak terdiam dan berkata,”Kenapa jadi begitu?”

Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!
Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,”Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab,” Iya, kau adalah yang terkuat!”
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.

Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,”Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!”
“Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?” Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.

Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan. “Kerana engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam. Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!

Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.

Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,”Kau, kau adalah cinta kami sayang..”

Rahasia Biruku

Author: Kahlil Gibran
Biru…
aku ingat saat dirimu menatap mataku dengan lembut
dan berkata bahwa cintamu merupakan mahakarya indah penuh makna
yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata
hanya bisa dirasakan dengan hati yang terdalam

biru…
ternyata dirimulah yang bisa membuatku kembali membuka hati
yang tertutup rapat oleh serpihan luka yang lama terpendam
membuatku dapat melupakan semua keraguan jiwa
dan lebih merasakan hangatnya cinta…

biru…
kau mampu memberiku warna yang berbeda di setiap sisi lemahku…
membuatku tertawa, tersenyum, dan lebih semangat menjalani hari-hariku bersamamu
kau juga memberiku rasa tenang, damai, dan juga cinta disampingmu
dengan segala kekuranganku

kau memang spesial di hatiku…
kau juga inspirasi di setiap langkah-langkahku…

biru…
kau sungguh membuatku bersyukur karena memilikimu,
memberi sejuta rasa untuk menghargai cinta dan indahnya kehidupan…

Prosa V

Author: Kahlil Gibran
Aku akan melakukan segala apa yang telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu.
Hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu
serta dadaku akan menjadi kubur bagi penderitaanmu.
Aku akan selalu mencintaimu…sebagaimana padang rumput
yang luas mencintai musim bunga.

Aku akan hidup di dalam dirimu laksana bunga-bunga yang hidup oleh panas matahari.
Aku akan menyanyikan namamu seperti lembah menyanyikan gema loceng di desa
Aku akan mendengar bahasa jiwamu seperti pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang.
Aku akan mengingatimu seperti perantau asing yang mengenang tanahair tercintanya,
Sebagaimana orang lapar mengingati pesta jamuan makan,
Seperti raja yang turun takhta mengingati masa-masa kegemilangannya,
Dan seperti seorang tahanan mengingati masa-masa kesenangan dan kebebasan.
Aku akan mengingatimu sebagaimana seorang petani yang mengingati bekas-bekas gandum di lantai tempat simpanannya,
juga seperti gembala mengingati padang rumput yang luas dan
sungai yang segar airnya.”

(Dari Sayap Sayap Patah)

Persahabatan

Author: Kahlil Gibran
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia? menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam?
persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta ,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika? kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

Penyair

Author: Kahlil Gibran
Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.

Dia adalah seekor burung nightingale
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya

Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya.

Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.

Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh

Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya

Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya,
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi

Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya

Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka? yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?

Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa? org yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa

Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam? kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.

Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.

Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel…

(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

Mimpi

Author: Kahlil Gibran
Kala malam datang dan rasa kantuk membentangkan selimutnya di wajah bumi, aku bangun dan berjalan ke laut,
“Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaannya itu laut menjadi penghibur bagi jiwa yang terjaga.”,

Ketika aku sampai di pantai, kabus dari gunung menjuntaikan kakinya seperti selembar jilbab yang menghiasi wajah seorang gadis.
Aku melihat ombak yang berdeburan. Aku mendengar puji-pujiannya kepada Tuhan
dan bermeditasi di atas kekuatan abadi yang tersembunyi di dalam ombak-ombak itu – kekuatan yang lari bersama angin,
mendaki gunung, tersenyum lewat bibir sang mawar dan menyanyi dengan desiran air yang mengalir di parit-parit.

Lalu aku melihat tiga Putera Kegelapan duduk di atas sebongkah batu.
Aku menghampirinya seolah-olah ada kekuatan yang menarikku tanpa aku dapat melawannya.

Aku berhenti beberapa langkah dari Putera Kegelapan itu seakan-akan ada tenaga magis yang menahanku.
Saat itu, salah satunya berdiri dan dengan suara yang seolah berasal dari dalam laut ia berkata:
“Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta tanpa keindahan seperti bunga tanpa aroma semerbak
dan seperti buah tanpa biji. Hidup, cinta dan keindahan adalah tiga dalam satu, yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”

Putera kedua berkata dengan suara bergema seperti air terjun,
”Hidup tanpa berjuang seperti empat musim yang kehilangan musim bunganya. Dan perjuangan tanpa hak seperti padang pasir yang tandus.
Hidup, perjuangan dan hak adalah tiga dalam satu yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”

Kemudian Putera ketiga membuka mulutnya seperti dentuman halilintar :

“Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa, dan kebebasan tanpa akal seperti roh yang kebingungan.
Hidup, kebebasan dan akal adalah tiga dalam satu, abadi dan tidak pernah sirna.”
Selanjutnya ketiga-tiganya berdiri dan berkata dengan suara yang menggerunkan sekali:

Itulah anak-anak cinta,
Buah dari perjuangan,
Akibat dari kebebasan,
Tiga manifestasi Tuhan,
Dan Tuhan adalah ungkapan
dari alam yang bijaksana.

Saat itu diam melangut, hanya gemersik sayap-sayap yang tak nampak dan getaran tubuh-tubuh halus yang terus-menerus.

Aku menutup mata dan mendengar gema yang baru saja berlalu. Ketika aku membuka mataku,
aku tidak lagi melihat Putera-Putera Kegelapan itu, hanya laut yang dipeluk halimunan.
Aku duduk, tidak memandang apa-apa pun kecuali asap dupa yang menggulung ke syurga.

Kasih Sayang dan Persamaan

Author: Kahlil Gibran 
Sahabatku yang papa, jika engkau mengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan
dan pengertian tentang Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.

Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul harta utk mencari pengetahuan.
Dan kusebut pengertian tentang Kehidupan : Kerana orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh jalan kebenaran.

Bergembiralah, sahabatku yang papa, kerana engkau merupakan penyambung lidah Keadilan dan Kitab tentang Kehidupan.
Tenanglah, kerana engkau merupakan sumber kebajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.

Jika engkau menyedari, sahabatku yang papa, bahawa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu,
dan membangkitkan jiwamu dari ceruk ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati kerana pengalamanmu,
dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bijaksana.

Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlainan.
Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa kini dan harapan? masa depan.
Antara tidur dan jaga, di luar fajar merekah.

Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api
keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya.
Duka melembutkan perasaan, dan Suka mengubati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilangkan,
jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.

Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas;
tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimananan, dan mendakap erat emasnya.

Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar kepuasan diri dan kesenangan semata.?
Orang-orang papa yang kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu yang paling mesra bagi keluarga,
sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkatan yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul emas,
pada hakikatnya seperti hidup cacing di dalam kuburan. Itu menandakan ketakutan.

Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni daripada tawa ria orang yang ingin melupakannya,
dan lebih manis daripada ejekan seorang pencemuh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci,
dan mengajar manusia ikut merasakan pedihnya hati yang patah.

Benih yang kautaburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam.
Dan dukacita yang kausandang, akan dikembalikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga.
Dan angkatan mendatang akan mempelajari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang dan Persamaan.

(Dari ‘Suara Sang Guru’)

Kata selembar kertas seputih salju

Author: Kahlil Gibran 

Kata selembar kertas seputih salju,”Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan tetap murni selamanya.
Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor.”

Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya.
Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak pernah mendekatinya.
Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.

Ibu

Author: Kahlil Gibran 

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

Guru

Author: Kahlil Gibran 

Barangsiapa mahu menjadi guru,
biarkan dia memulai mengajar dirinya sendiri
sebelum mengajar orang lain,
dan biarkan dia mengajar dengan teladan sebelum mengajar dengan kata-kata.
Sebab mereka yang mengajar dirinya sendiri dengan memperbetulkan perbuatan-perbuatannya sendiri
lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
dan memperbetulkan perbuatan-perbuatan orang lain.

Dua Keinginan

Author: Kahlil Gibran
Di keheningan malam, Sang Maut turun atas hadrat Tuhan menuju ke bumi.
Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya.
Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan Sang Lelap.

Ketika rembulan tersungkur di kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam kepekatan,
Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di celah-celah kediaman – berhati-hati tidak menyentuh apa-apa pun –
sehingga tiba di sebuah istana. Ia masuk melalui pagar besi berpaku tanpa sebarang halangan dan berdiri di sisi sebuah ranjang ,
dan tika ia? menyentuh dahi? si lena, lelaki itu membuka kelopak matanya dan memandang dengan penuh ketakutan.

Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan bercampur aduk kemarahan,
“Pergilah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini?
Dan bagaimana mungkin kau memasuki istana ini? Apa yang kau inginkan? Tinggalkan rumah ini dengan segera!
Ingatlah, akulah tuan rumah ini. Nyahlah kau, kalau tidak, kupanggil para hamba suruhanku dan para pengawalku? untuk mencincangmu menjadi kepingan!”

Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, “Akulah kematian, berdiri dan tunduklah padaku.”

Dan si lelaki? itu menjawab, “Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari?
Kenapa kau datang ketika urusanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kaya berkuasa seperti aku?
Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri melihat taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis,
dan mataku sakit menatap sayap-sayapmu yang menjijikkan dan tubuhmu yang meloyakan.”

Namun selepas tersedar, dia menambah dengan ketakutan, “Tidak, tidak, Maut yang pengampun,
jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, kerana rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang.
Maka ambillah longgokan emasku semahumu atau nyawa salah seorang dari hamba-hambaku, dan tinggalkanlah diriku…
Aku masih mempunyai urusan kehidupan yang belum selesai dan berhutang emas dengan orang.
Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, permintaanku..jangan ambil nyawaku…
Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya perempuan simpanan yang?
luarbiasa cantiknya untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putera tunggal yang kusayangi,
dialah sumber kegembiraan hidupku. Kutawarkan dia juga sebagai galang ganti, tapi nyawaku jangan kau cabut dan tinggalkan diriku sendirian.”

Sang Maut itu mengeruh,”Engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak sedar diri.”?
Kemudian Maut mengambil tangan orang hina itu, mencabut nyawanya,
dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk menghukumnya.

Dan Maut berjalan perlahan di antara setinggan orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling daif yang ia temukan.
Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai.
Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya,
ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, “Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik.
Sambutlah rohku, kerana kaulah harapan impianku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku,
kerana kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran.
Bawalah daku pada Ilahi. Jangan tinggalkan daku di sini.”

“Aku telah memanggil dan merayumu berulang kali, namun kau tak jua datang.
Tapi kini kau telah mendengar suaraku, kerana itu jangan kecewakan cintaku dengan menjauhi diri.
Peluklah rohku, Sang Maut yang dikasihi.”

Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu,
mencabut nyawanya, dan menaruh roh itu di bawah perlindungan sayap-sayapnya.

Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang — ke dunia – dan dalam bisikan amaran ia berkata,
“Hanya mereka? di dunia yang? mencari Keabadianlah yang sampai ke Keabadian itu.”

(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

Cinta (III)

Author: Kahlil Gibran
Kemarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama.”

Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata, “Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.’

Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, ‘Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.’

Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata, “Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat,? membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian? di depan matahari di siang hari.’

Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, “Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.’

Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, ‘Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.’

Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, ‘Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.’

Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, ‘Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.’

Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, “Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.?

Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata, “Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.”

Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.

Cinta (II)

Author: Kahlil Gibran
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang helang dan? hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai – di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai – bangkai mati itu

Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,

Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati

Cinta (I)

Author: Kahlil Gibran 
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.

Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang? ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:

Pabila? cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakan kamu.

Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
kerana sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu
dan menggoncangkannya dari perut bumi

Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingkanmu sehingga engkau bogel
mengayakkanmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
mengisarkanmu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sebuku roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci

Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rahsia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baiklah engkau membalut dirimu
yang bogel itu
dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu

Cinta tidak memberikan apa-apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan daripada dirinya
cinta tidak mengawal sesiapa
dan cinta tidak boleh dikawal sesiapa
kerana cinta lengkap dengan sendirinya

Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
“kejadian adalah hatiku,” sebaliknya berkatalah:
“aku adalah kejadian”

Dan janganlah engkau berfikir
engkau boleh menentukan arus cinta
kerana seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu

Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira
melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirehat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanidan dalam tidurmu berdoalah untuk kekasihmu
yang bersemadi di dalam hatimu
dengan lagu kesyukuran pada bibirmu

(Dari ‘Sang Nabi’)

Cinta

Author: Kahlil Gibran 
kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadari

Anak

Author: Kahlil Gibran 

Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata, Bicaralah pada kami perihal Anak.

Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

(Dari ‘Cinta, Keindahan, Kesunyian’)

Jumat, 27 Mei 2011

Pilihanmu adalah aku

Aku menyayangimu tanpa tapi,
Aku mengasihimu tanpa kecuali.
Harusnya kau merasakan seperti aku,
Mungkinkah perasaan ini sama seperti rasamu?

Lupakanlah masa lalumu, kekasih hati.
Bukan dia tapi aku yang memberi arti cinta ini
Jangan ucapkan nama itu di depanku.
Inilah aku, orang yg pantas selalu berada
dekat di sampingmu.

Aku mencintaimu dengan kepastian.
Harusnya kau memilih aku;
Harusnya kau pahami aku;
Harusnya Kau tau, semua pengorbananku
Kulakukan hanya untukmu.

Seperangkat doa terus kubawa kepada Tuhanku,
doa dimana aku menyebut namamu
Agar Tuhanku senantiasa menjagaimu di sana.

Jika aku bukan pilihanmu,
Aku merelakan smuanya, yaitu tentang pengorbananku untukmu
Mungkin dia mampu menyayangimu, seperti ucapmu.
Ingatlah dia bukan sesiapa yang menyayangimu,
Seperti aku mampu menyayangimu tanpa berbalas apaapa.


28 Mei 2011

Rabu, 25 Mei 2011

5 Cara Menulis Cerpen

By :Sun

Menulis cerpen itu mudah. Sama seperti kalau kita berbicara, bercerita, hanya bedanya menulis cerpen adalah bercerita dengan tulisan. Jadi lupakan segala teori penulisan cerpen yang muluk-muluk dan mulailah bercerita…Oke daripada mbulet gak karuan sekarang langsung ke langkah pertama :

1. Nyalakan komputermu, mulailah menulis kata pertama….terserah tidak harus bingung milih kata. Kalau susah cobalah dengan kata… “Pada suatu hari.” .ntar gampang kalau mau di edit.


2. Mulailah dengan sudut pandang orang pertama. Jangan salah, sudut pandang ini sering dipakai oleh novelis besar seperti John Grisham, atau almarhum Michael Crichton yang menelorkan karya Jurassic Park.

Contoh :
Pada suatu hari aku sedang mengetik di kamarku, lalu tiba-tiba Shanti memanggilku, “ Ron, Ronny.., kamu lagi ngapain? “ Aku diam saja sambil membatin “ngapain sih cewek ini gangguin aja” .Aku kembali menulis cerpenku dst

1. Hapus semua kaidah penulisan cerpen yang kamu dapat dari bangku SD sampe kuliah, karena itu hanya menghambat kreatifitasmu, bayangin aja gimana mau nulis kalo aturannya banyak banget, Harus bikin kerangka karanganlah, harus ada idepokoklah, harus EYD lah harus baku kalimatnya, harus tanda bacanya bagus , harus deskriptif. Padahal banyak lho penulis yang menulis gak jelas tapi malah terkenal karena dinggap cerpennya misterius hehehe, padahal mungkin emang lupa ngasih ending..so jangan khawatir. Menulis cerpen dulu mikir belakangan ..
2. Trus gimana bikin cerpen yang bagus? Gak ada ide? halah ..ide itu otomatis selalu ada di kepalamu, gak perlu melamun cari inspirasi, cukup tulis kehidupanmu sehari ini saja.. Coba lihat salah satu syairnya slank..”aku langsung bangun dan bakar rokok..” nah gitu aja jadi lagu terkenal.. coba lihat contoh :

Waduh, aku terlambat kuliah nih. Padahal Jakarta selalu macet. Belum mandi nih, mandi dulu ah.. , Eh lagi asiknya mandi tiba tiba handphoneku bunyi. Gimana nih, terpaksa deh aku keluar dari kamar mandi berlilit handuk masih basah kuyup. Yak, berhasil mencapai handphone dan kuangkat “ halooowww..” ……dst

5. Dah gitu aja, kalo banyak2 malah gak nulis2, selamat berkarya cerpenmaniaaa…, kalo kesulitan kembalilah ke poin 1

Belum Ada Judul


Kalau kita mengirimkan naskah tanpa judul seperti itu kepada rekan yang kita kenal untuk keperluan pribadi, misalnya untuk minta komentarnya, masih tidak masalah. Namun kalau sudah dikirimkan secara resmi ke penerbit apalagi untuk keperluan lomba tentu sebaiknya diberi judul.

Memberi judul lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan tidak memberi judul. Adanya judul memudahkan penerbit atau panitia lomba membedakan karya yang satu dengan karya lainnya. Setidaknya sebagai identifikasi. Memberi judul juga bermanfaat kalau suatu ketika naskah kita bermasalah, misalnya dibajak orang lain. Kita akan lebih mudah memberikan pengumuman, mengklaim balik, atau melakukan tindakan lain dengan merujuk pada judul naskah kita. Memberi judul juga menunjukkan profesionalitas kita sebagai penulis. Siapa lagi yang akan betul-betul peduli pada suatu naskah kecuali penulisnya sendiri.

Judul juga akan membantu bagi pembeli buku Anda untuk mengetahui seperti apa buku yang Anda tulis, sebelum ia membelinya. Di toko buku, buku yang Anda tulis bersaing dengan ribuan buku lainnya. Pada saat pengunjung toko buku berkeliling, ia akan mencari buku yang sesuai dengan minatnya, salah satunya melihat judul yang terpampang di cover buku. Judul buku yang menarik minatnya akan diambil, dibaca, kalau isinya sesuai dengan minat dan kantong baru ia akan membeli.

Memang tidak dapat dipungkiri, memberi judul pada sebuah artikel atau naskah kadang tidak mudah. Pekerjaan yang boleh dibilang gampang-gampang susah. Sama seperti sewaktu kita bingung memberi nama pada buah hati kita. Tetapi bagaimanapun kita perlu memberi judul pada naskah yang kita hasilkan. Pembahasan berikut akan memberikan beberapa tip yang berguna bagi Anda untuk memberikan judul pada naskah kita.

Yang pertama adalah judul harus unik, dalam artian berbeda dengan judul yang sudah ada. Sebenarnya tidak ada masalah apabila kita menggunakan judul yang sama dengan buku lain, asalkan isinya berbeda. Sah-sah saja. Soal legalitas juga tidak masalah. Yang masalah barangkali lebih kepada moril. Mungkin kita akan dianggap mengekor, tidak kreatif, dan pandangan negatif lainnya.

Kedua, judul sebisa mungkin harus menarik perhatian. Semakin menarik judul Anda, besar kemungkinan buku Anda untuk terbeli. Caranya Anda bisa menggunakan kata yang provokatif, nyeleneh, kreatif, sehingga mampu membuat orang relah mengambil buku Anda dari rak buku. Walaupun begitu usahakan Anda tetap menggunakan kata yang mudah dimengerti, dan jelas.

Ketiga, judul harus mencerminkan sebagian atau seluruh dari isi naskah. Jangan membuat judul yang arahnya ke utara sedangkan naskahnya ke selatan. Setidaknya judul itu memberi gambaran kepada calon pembaca tentang naskah yang akan dibaca.

Keempat, judul tidak memiliki efek negatif pada pembaca. Anda harus mempertimbangkan segala kemungkinan. Hindari kata-kata yang mungkin di suatu daerah lain memiliki arti negatif. Anda juga harus mempertimbangkan apakah suatu judul bisa memiliki konotasi ganda. Jika itu terjadi, sebaiknya Anda mengganti judul Anda.

Yang terakhir, usahakan judul memiliki nilai jual. Judul yang baik adalah judul yang juga bisa menarik pengunjung di toko buku untuk membeli buku Anda. Pemilihan kata yang memancing emosi, menggelitik, memberi harapan adalah beberapa kiat yang bisa digunakan.

Semoga setelah membaca artikel ini, Anda menyadari pentingnya sebuah judul dan tidak sekalipun mengirimkan suatu naskah ke penerbit atau panitia lomba dengan judul "Belum Ada Judul".

Selamat menulis!

Didik Wijaya

Sumber Ide

Situasi paling mengerikan yang dialami oleh penulis adalah saat kepalanya kosong, blank, tidak memiliki ide tentang apa yang hendak ditulis. Mata nanar menatap halaman kertas atau layar komputer yang putih polos. Ide yang diharapkan tidak pernah mampir. Padahal sebenarnya ada banyak sumber-sumber ide yang tersedia di sekeliling Anda. Mungkin Anda hanya tidak menyadarinya dan melewatinya. Nah, di dalam tulisan ini ada beberapa sumber-sumber tempat mencari ide untuk tulisan Anda.

1. Buku, majalah dan media cetak lainnya
Buka perpustakaan pribadi Anda, cari buku yang menarik perhatian Anda dan baca. Ambil majalah, perhatikan setiap artikel. Pikirkan apa yang bisa Anda buat dari materi yang Anda baca itu. Cerita, puisi, artikel yang ada di sana bisa menginspirasi Anda

2. Obrolan
Rumpian, obrolan ringan atau kumpul-kumpul sesama teman arisan atau saudara bisa menjadi sumber ide yang dahsyat. Cuma jangan terlalu terbawa suasana, saking asyiknya ngerumpi, akhirnya Anda malah lupa tujuan semula

3. Bepergian
Keluarlah dari rumah Anda sementara waktu. Tidak perlu jauh-jauh. Kalau Anda punya uang dan bisa bepergian ke berbagai tempat yang eksotis itu lebih baik. Kalaupun tidak bisa cukup di dalam kota Anda. Cuma sekarang, gunakan cara bepergian yang lain. Kalau biasanya Anda naik mobil pribadi, kali ini cobalah naik angkutan umum. Sebisa mungkin jangan pergi ke mal, pergilah ke pasar seni, galeri, museum, dll. Perhatikan keunikan orang-orang di sekitar Anda. Anda akan menemukan ide tersebar di mana-mana.

4. Komunitas
Jika Anda ingin menulis di satu bidang tertentu, cara terbaik adalah bergabung dengan komunitas yang menekuni bidang tersebut. Dari diskusi antar sesama anggota komunitas akan terungkap problem, permasalahan dan solusi yang ingin dicapai. Hal tersebut bisa diangkat menjadi ide.

5. Mimpi
Tidak semua orang bermimpi waktu tidur. Tetapi bila Anda bermimpi apapun, kemungkinan isi mimpi itu bisa menjadi ide cerita Anda ketimbang Anda repot ke dukun mencari tafsirnya.

6. Diari atau jurnal
Bersyukurlah kalau dulu Anda rajin menulis diari atau jurnal. Buka kembali lembaran diari tersebut, baca kembali dan cari hal yang bisa menjadi ide tulisan.

7. Film
Beli atau pinjam film di rental. Cari film yang unik yang biasanya jarang Anda tonton. Pertimbangkan untuk menonton film yang menang di berbagai kompetisi. Tonton berkali-kali dan pikirkan apa yang bisa Anda buat dari film yang Anda tonton itu.

8. Televisi
Yang dimaksud televisi di sini, bukan tayangan televisi swasta di Indonesia yang amburadul, yang sinetronnya kalau nggak melotot dan teriak-teriak nggak puas. Tapi berbahagialah kalau televisi kabel masuk ke rumah Anda (bukan promosi), tapi di sana Anda bisa menonton Discovery Channel, atau National Geographic Channel. Mereka bisa menjadi sumber informasi bagi Anda.

9. Musik
Buka sampul kaset atau CD punya Anda, baca liriknya, resapi sambil mendengarkan lagunya. Lirik suatu lagu bisa menjadi inspirasi sebuah cerita

10. Internet
Internet adalah sumber informasi yang tidak ada habisnya. Luangkan waktu untuk mencari berbagai informasi di internet, usahakan saja supaya tidak tersesat.

Sebenarnya ide ada dimana-mana. Ide yang muncul saat Anda termenung, atau jongkok di kamar mandi (kok bisa ya:) sebenarnya muncul dari bawah sadar Anda, yang muncul dari akumulasi dari apa saja yang Anda lihat, rasakan sehari-hari. Buat kebanyakan orang, ide tidak datang dari langit. Maka dari itu, mendekatlah kepada sumber-sumber ide yang sudah disebutkan di atas.
oleh Didik Wijaya

Mitos-Mitos dalam Menulis

Ada banyak mitos yang bisa menghalangi Anda untuk menulis. Mitos seringkali sangat mempengaruhi pola pikir kita. Padahal belum tentu sebuah mitos seratus persen benar. Anda cukup lihat dengan sudut pandang yang berbeda, maka mitos itu tidak akan menghalangi Anda untuk menjadi penulis yang handal.

Ada banyak mitos yang bisa menghalangi Anda untuk menulis. Mitos seringkali sangat mempengaruhi pola pikir kita. Padahal belum tentu sebuah mitos seratus persen benar. Anda cukup lihat dengan sudut pandang yang berbeda, maka mitos itu tidak akan menghalangi Anda untuk menjadi penulis yang handal. Di sini akan dibahas beberapa buah mitos yang mengkin mengurungkan niat Anda untuk menulis.
Mitos 1 : Menulis membutuhkan BANYAK waktu
Hal ini sangat mengganggu terutama untuk orang yang baru mencoba menjadi penulis. Orang yang sangat sibuk tentu akan bingung membagi waktunya untuk menulis. Boro-boro menulis, pekerjaan kantor menumpuk di meja kerja, pekerjaan rumah tangga bejibun banyaknya, mengurus anak, dan segala macam urusan lainnya. Bahkan penulis yang sudah senior pun kadang susah menyempatkan diri mencari waktu untuk menulis.

Selain itu orang enggan menulis, karena membayangkan harus menulis sebegitu tebal, berapa lama waktunya, kapan selesainya. Ada benarnya menulis itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Beberapa penulis membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan tulisannya.

Tetapi sebenarnya Anda bisa membagi waktu yang sangat lama itu dalam waktu yang singkat tapi KONTINU. Anda dapat meluangkan waktu sedikit saja untuk menulis. Anda bisa lakukan itu saat menunggu antrian di salon, waktu naik kendaraan umum, atau Anda bisa saja mengurangi menonton sinetron tidak keruan yang ditayangkan di TV. Dengan waktu yang pendek tapi KONTINU maka Anda akan dapat menyelesaikan tulisan Anda dengan baik
Mitos 2 : Anda harus menulis sesuatu yang spektakular.
Banyk orang enggan menulis buku karena beranggapan mereka harus menulis sesuatu yang sensasional, dan tidak boleh yang kacangan. Mungkin ini ada kaitannya dengan gengsi. Pada dasarnya, setiap orang bebas menulis apa saja. Tidak melulu harus menulis sesuatu yang sangat rumit. Jika Anda menulis sesuatu yang sederhana pun, tidak menjadi masalah. Bila Anda bisa menuliskan dengan baik dan menarik, maka topik yang paling sederhana pun akan menjadi cerita yang menakjubkan.
Mitos 3 : Anda harus menjadi pakar sebelum bisa menulis
Ini adalah anggaan yang salah. Setiap orang berhak dan bisa menulis buku. Anda tidak harus menjadi seorang seorang ahli dalam bidang tertentu sebelum “boleh” menulis buku. Kata “boleh” saya beri tanda petik, karena ada beberapa orang yang beranggapan kalau menulis buku nanti kalau sudah jadi profesor baru berani menulis. Ini adalah anggapan yang salah, menulislah bahkan sewaktu Anda masih belajar. Apakah Anda pernah membaca buku Rich Dad Poor Dad? Apakah penulisnya menulis buku itu pada saat berlimpah kekayaan? Sama sekali tidak, justru ia menulis buku itu waktu sedang dalam keadaan melarat.
Mitos 4 : Anda harus menghasilkan tulisan yang sempurna
Mitos ini masih berkaitan dengan mitos sebelumnya, yaitu Anda harus menjadi pakar dulu baru “boleh” menulis. Lucunya, banyak orang sudah jadi pakar, tetapi malah belum menulis juga. Kenapa? Takut tulisannya tidak berbobot, gengsi kalau salah tulis, bahkan ragu apakah tulisannya layak dibilang tulisan yang baik. Seorang Stephen R Covey pernah menulis 7 Habits of Highly Effective People. Sekarang ia menulis The 8th Habit. Berarti apa yang ia tulis dahulu belumlah lengkap. Tidak masalah, bahkan ia bisa menjual ketidaksempurnaannya menjadi dua buah buku. Apakah ia akan menemukan ketidaksempurnaannya lagi sehingga menulis The 9th Habit? Why not?
oleh Didik Wijaya
Copyright Penerbit Escaeva

Menjadi Kaya dari Menulis

Judul di atas mungkin akan dianggap oleh sebagian orang terlalu berlebihan. Lha hidup layak dari menulis saja cukup sulit. Mungkin Anda mengenal penulis yang hidupnya serba susah karena mengandalkan honor dari menulis saja. Banyak orang tua yang keningnya langsung berkerut waktu mengetahui anaknya tercinta bercita-cita menjadi penulis. Madesu atau masa depan suram sudah terbayang di benak orang tua tersebut. Bagi sebagian orang profesi penulis masih dipandang sebelah mata.
Judul di atas tidak mengada-ada. Banyak penulis yang bisa menjadi orang kaya. Berlimpah ruah materi. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika Anda ingin kaya dari menulis atau sedikitnya hidup berkecukupan dari menulis.
1. Buku yang Anda tulis laris manis.
Mungkin ini adalah syarat yang paling susah dipenuhi. Anda mungkin berpikir bahwa buku yang laris adalah buku yang memiliki kualitas sangat baik, masterpiece. Salah. Belum tentu. Tidak semua buku yang laris adalah masterpiece. Buku yang berkualitaspun belum tentu terjual banyak. Memang, walaupun begitu, buku dengan kualitas baik memiliki kemungkinan lebih besar menjadi laris. Jadi, ada banyak kemungkinan buku Anda akan menjadi buku laris.
2. Anda cukup produktif menulis buku.
Jika Anda memiliki buku Best Seller Anda pantas bersyukur. Tetapi seberapa banyak sih sebuah buku yang dinyatakan best seller laku terjual di Indonesia.
Apalagi jika kita melihat kondisi di Indonesia yang sangat rendah minat bacanya. Suatu buku yang disebut best seller oplahnya hanya ada di kisaran angka ribuan. Paling banter puluhan ribu. Ini lebih sedikit lagi kalau buku tersebut adalah buku non fiksi. Cara mensiasati hal ini adalah dengan produktif menulis buku.
3. Anda memiliki penghasilan yang merupakan side effect dari tulisan Anda.
Tentu Anda pernah melihat banyak profesional yang menulis buku. Pernah saya menanyakan apa sih motivasinya menulis buku. Ia menjawab, bagi-bagi ilmu, sekalian mempromosikan keahliannya. Royalti sama sekali tidak ada di dalam jawabannya. Nilainya tidak sebanding dengan waktu, tenaga yang harus dicurahkan untuk menulis buku. Dengan menulis buku ia akan mendapatkan kredibilitas yang makin mendorong bisnisnya.
4. Anda harus menjual diri Anda sendiri.
Bukan jamannya lagi seorang penulis adalah seorang yang menyendiri, tenggelam dalam kesibukkannya menulis dan melupakan hubungan dengan dunia luar.
Seorang penulis pernah berkata bahwa karena ia bukan seorang yang bisa berbicara dengan baik makanya ia menjadi penulis. The worst thing, ia hanya menulis dan menulis, dan tidak pernah muncul di dunia. Jika Anda memiliki kesempatan, berinteraksilah dengan lngkungan, berbicaralah dengan siapapun. Semakin banyak Anda dikenal, semakin banyak kesempatan orang akan membeli buku Anda. Jika Anda hanya menulis dan menulis, hanya faktor luck yang akan membantu buku Anda laku di pasaran. Orang yang datang ke toko buku, dan melihat buku baru Anda dipajang di etalase toko buku, akan berkata "Who the hell is the writer". Semakin sering Anda menulis juga akan mendongkrak nama Anda, tetapi prosesnya akan lama. Berbeda jika nama Anda sudah dikenal sebelumnya.
Jika Anda enggan atau tidak nyaman bertemu dengan orang dan berbicara. Gunakan kemampuan teknologi seperti chat, email, blog, untuk berkomunikasi dengan orang lain.
oleh Didik Wijaya
Copyright Penerbit Escaeva

Mencari Ide

Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan ide. Ada yang jongkok berlama-lama di kamar mandi sambil merokok sampai mendapatkan ide cemerlang. Ada yang pergi jauh-jauh ke desa terpencil untuk menyepi. Ada yang melamun, sambil menatap kertas putih di hadapannya atau halaman putih di layar komputer sambil jarinya mengetuk-ngetuk menja. Tidak ada yang salah dengan semua cara itu. Semua orang punya cara unik untuk mendapatkan ide.
Semua cara di atas punya kesamaan. Kita menunggu sampai ide itu datang. Kalau cepat datang sih ok. Tetapi kalau kereta idenya mogok entah dimana, proses menunggu ini bisa sangat lama. Tentunya Anda tidak akan segera berproduksi. Padahal di sekitar Anda bertebaran ide-ide. Anda mungkin melewatkannya.
Sempatkan diri Anda untuk membaca lebih banyak. Sediakan waktu khusus untuk membaca, sedikitnya 30 menit sehari. Baca apa saja. Majalah, koran, buku, novel, roman, sastra. Apa saja yang menarik perhatian Anda. Semua yang Anda baca bisa menjadi ide.
Berjalan-jalanlah. Perhatikan lingkungan Anda. Kegiatan sepele seperti berjalan-jalan bisa mendatangkan ide.
Tunggu ! Mungkin Anda protes, "Saya sudah membaca ratusan buku, majalah, koran, apa saja yang bisa saya bisa. Bahkan kertas bungkus gorengan pun saya buka dan saya baca. Saya juga sudah melanglang buana kemana saja. Tidak ada sejengkal tanahpun yang belum saya injak-injak. Tetapi kenapa saya tetap sulit mendapatkan ide?"
Jawabannya sederhana saja, "Anda hanya melewatkannya." Kita hidup di jaman informasi. Lebih mudah penulis sekarang untuk mendapatkan informasi daripada penulis jaman dulu. Suratkabar, TV, dan apalagi sekarang sudah ada internet. Transportasi lebih mudah. Mau ke belahan dunia bisa naik pesawat terbang. Dulu cuma ada kapal laut. Problemnya adalah kita melewatkan informasi begitu saja. Ini adalah fenomena baru di dunia informasi. Kita cenderung membaca dengan cepat suatu headline demi headline. Jari-jari jemari kita dengan mudah mengganti channel TV. Akibatnya kita memperlakukan otak kita seperti tong sampah. Semua informasi masuk dan terbuang dengan cepat. Kita cukup bahagia dengan hanya sebatas mengetahui informasi.
Untuk mendapatkan ide dari semua yang Anda lihat atau dengarkan, Anda harus mengubah cara Anda memperlakukan informasi. Pada saat Anda membaca sesuatu. Berhenti. Benar-benar berhenti. Kemudian pikirkan apa saja yang bisa Anda lakukan dengan informasi itu. Imajinasikan. Biarkan pikiran liar Anda berkelana. Saat Anda membaca koran, ada ulasan tentang penyakit flu burung. Dari koran tersebut, Anda mengetahui bahwa virus tersebut tidak menular dari unggas kepada manusia secara langsung. Jika Anda berpindah ke berita lain, maka berita itu hanya menjadi berita.
Bagaimana jika Anda berhenti, dan kemudian menggunakan formula sakti "WHAT IF...."
Bagaimana jika penyakit tersebut menular dari unggas kepada manusia? Bagaimana jika muncul virus strain baru yang lebih berbahaya? Bagaimana jika virus itu sebetulnya telah menjangkiti suatu keluarga di suatu desa terpencil? Bagaimana jika kemudian ada pendatang yang kemudian tertular? Bagaimana jika pemerintah dan masyarakat panik dan menuduh keluarga itu memiliki virus menular yang perlu di basmi? Bagaimana Anda membayangkan ketakutan keluarga itu? Bagaimana jika anak keluarga itu memiliki teman yang kemudian dipisahkan paksa karena takut tertular? Bagaimana perjuangan ayah keluarga itu untuk melindungi anggota keluarganya? Dan seterusnya Anda bisa melanjutkan sendiri.
Semuanya hanya dari satu berita. Anda hanya perlu berhenti dan memikirkan apa saja yang bisa Anda lakukan dengan apa saja yang Anda lihat dan dengar. Anda tidak mau otak Anda menjadi tong sampah saja kan?
oleh Didik Wijaya
Copyright Penerbit Escaeva

Menggunakan Nama Samaran

Ditulis Oleh Didik Wijaya

What is a name? Apalah arti sebuah nama? Ungkapan dari Shakespeare ini boleh dibilang sangat lekat kaitannya dengan dunia tulis menulis. Nama digunakan sebagai pengenal, siapa penulis suatu naskah. Namun ada banyak pengarang yang menggunakan nama samaran atau alias dalam menerbitkan karyanya. Tulisan ini akan membahas alasan mengapa mereka menggunakan nama samaran, dan juga apa untung dan ruginya menggunakan nama samaran.
Ada banyak alasan mengapa seseorang menggunakan nama samaran, mulai dari privasi sampai hanya suatu ide yang muncul begitu saja. Ada juga orang yang menggunakan nama samaran supaya tulisannya dnikmati orang secara obyektif, tidak bergantung pada nama si penulisnya. Pada zaman perjuangan dan penjajahan, nama samaran digunakan untuk melindungi jiwa dari ancaman pihak yang berkuasa. Alasan lain adalah gengsi sehingga menggunakan nama yang lebih mentereng dari nama aslinya. Ada juga menggunakan nama samaran yang lebih mudah dieja diucapkan dan diingat dibanding nama aslinya. Yang lebih sederhana, beberapa orang memilih menggunakan nama yang pokoknya lucu atau aneh.
Apabila Anda tidak berkeberatan karya Anda tidak diketahui siapa penulis yang berada dibelakangnya, maka Anda bisa menggunakan nama samaran. Penggunaan nama samaran yang tepat juga bisamenghasilkan berbagai keuntungan.
Anda bisa menggunakan nama yang berbeda bila Anda menulis dalam genre yang berbeda. Mungkin orang akan sulit membayangkan bagaimana hasil karya novel tentang pembunuhan dari seorang penulis yang sebelumnya menulis dongeng anak-anak.
Anda juga bisa mengunakan nama yang ajaib sesuka Anda sesuai dengan karya yang Anda tulis. Misalnya nama pengarang Cassandra akan sangat menjual sebagai pengarang novel romantis.
Walaupun kelihatannya menarik menggunakan nama samaran, namun Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum menggunakan nama samaran. Yang pertama adalah nama yang Anda plih harus unik, belum pernah dipakai oleh oang lain. Dan pastikan nama yang Anda pilih tersebut tidak memiliki arti yang negatif.
Satu konskuensi lain yang perlu diperhatikan apabila Anda memilih nama samaran adalah urusan pembayaran royalti. Anda tentu tidak bisa menggunakan nama samaran untuk membuka rekening bank. Pastikan Anda memberitahukan penerbit bahwa Anda menggunaka nama samaan dan nama samaran ini juga disebutkan dalam kontrak dengan penerbit.
Yang terakhir, bagaimanapun bagusnya nama samaran, lebih baik Anda lebih dulu mempertimbangkan menggunakan nama asli Anda, yang diberikan orang tua Anda. Orang akan lebih mudah mengetahui jejak karir Anda sebagai penulis ketimbang Anda menggunakan nama yang berbeda-beda.
oleh Didik Wijaya
Copyright Penerbit Escaeva

Memulai Karier Sebagai Penulis

Apa susahnya sih menjadi penulis? Seseorang yang memulai karier sebagai penulis, kadang tidak sadar tentang dunia yang mereka masuki. Terjun menjadi penulis tanpa perhitungan biasanya akan menjadikan menulis menjadi pekerjaan yang menjemukan seperti pekerjaan kantoran lainnya. Di bawah ini akan ditunjukkan 7 buah tips bagi Anda yang baru memulai karier sebagai penulis.

Tips 1 : Mengatasi penolakan
Setiap penulis mengalami penolakan. Karya yang ditolak oleh penerbit memang menyakitkan. Camkan hal ini : Anda tidak akan menjual semua yang Anda tulis. Mungkin Anda tidak akan menjual sebagian besar dari tulisan Anda. Biasakan diri Anda untuk menghadapi penolakan. Dunia tidak runtuh saat tulisan Anda dtolak. Buat tulisan dengan ide yang lain dan kirimkan kembali. Anda juga tidak perlu menanggapi penolakan dari penerbit secara personal. Kebanyakan editor tidak punya waktu untuk memberikan alasan mengapa karya Anda tidak dapat diterbitkan. Kebanyakan masalahnya bukan pada kemampuan Anda menulis.

Tips 2 : Mengatasi kritik
Setiap penulis akan menerima kritik. Bahkan penulis yang paling terkenal pun perlu merevisi tulisannya. Jadi tanggapilah kritik dengan santai. Mintalah saran dari editor tentang apa yang diperbaiki dari tulisan Anda. Berusahalah menjadi orang yang berpikiran terbuka. Mungkin Anda tidak hanya akan mendapat kritik dari editor, tap juga dari pembaca.

Tips 3 : Banyak melakukan riset
Banyak orang salah mengerti tentang pekerjaan menulis. Anggapannya adalah menjadi penulis adalah menulis dan menulis saja. Anggapan ini salah besar. Seseorang penulis yang baik akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan riset daripada menulis. Pengertian riset disini bisa bermacam-macam, bisa membaca, mengamati, menonton, dan mencatat. Bacalah semua buku, yang pada waktu biasa tidak akan Anda baca. Tontonlah semua film yang tidak hanya Anda sukai. Keluarlah dari rumah, berjalan-jalan, dan bertemu orang-orang yang berbeda-beda akan memperkaya pengetahuan Anda. Anda tidak akan tahu kapan Anda membutuhkan pengetahuan Anda nanti.

Tips 4 : Anda harus punya kemampuan menulis
Banyak orang yang tidak peduli apakah tulisannya benar atau tidak secara tata bahasa. Jangan ragu untuk mempelajari tata bahasa, gramatika, gaya bahasa, atau perihal bahasa lainnya yang mungkin tidak menarik untuk dipelajari. Tetapi ini adalah modal Anda. Dengan menggunakan tata bahasa yang benar, maka Anda akn memudahkan tulisan anda dibaca oleh oranglain termasuk editor. Anda juga akan terlihat profesional di mata penerbit.

Tips 5 : Selalu kirimkan tulisan terbaik
Anda harus selalu mengirimkan tulisan Anda yang terbaik. Selalu lakukan hal itu. Jangan kirimkan karya yang belum jadi atau yang masih banyak kesalahan. Setiap penulis, terkenal atau tidak, akan selalu dinilai dari hasil tulisannya.

Titps 6 : Bawalah selalu buku catatan atau jurnal
Anda sebaiknya selalu membawa buku catatan atau jurnal kemanapun Anda pergi. Anda tentu tidak tahu, kapan ide brilian muncul. Ketika ide tersebut muncul, Anda selalu siap untuk mencatatnya. Sekarang seorang penulis dimudahkan dengan teknologi, Anda bisa mengganti buku catatan dengan laptop, tablet pc, pda, smartphone, atau gadget lain yang Anda sukai. Prinsipnya, selalu siap mencatat ide kapan pun, dimana pun. Bisa saja Anda mencatatnya di dalam ingatan, tapi pastikan Anda bukan orang yang mudah lupa.

Tips 7 : Cintailah menulis
Jangan cuma menganggap menulis sebagai pekerjaan. Buatlah menulis seperti pekerjaan yang sangat menyenangkan, kegiatan yang sangat Anda cintai. Jika Anda menganggap sebaliknya maka pada akhirnya menulis sama saja seperti pekerjaan lain yang menjemukan. Love it ! Kalau Anda beruntung Anda akan menjadi kaya dari menulis. Atau jika belum, setidaknya Anda memperoleh kebahagiaan dari menulis.
oleh Didik Wijaya
Copyright Penerbit Escaeva

Panduan Menulis Sinopsis Yang Baik

Penerbit yang menerima naskah untuk diterbitkan biasanya mensyaratkan naskah yang dikirim disertai oleh sinopsis. Banyak penulis kadang cuek dengan penulisan sinopsis dan menulis sinopsis seadanya. Padahal itu sangat merugikan dirinya sendiri. Nah di dalam artikel ini kita akan membahas sebenarnya apa itu sinopsis, apa peran sinopsis dan bagaimana menulis sinopsis yang baik.

APA ITU SINOPSIS
Anda tentu pernah membeli buku di toko buku kan? Nah, tahu sendiri kan bagaimana susahnya mencari buku yang diinginkan di antara tumpukan buku yang ribuan jumlahnya di toko buku. Kita tentu akan mencari buku yang sesuai dengan minat dan kebutuhan kita. Kita akan kesulitan jika harus membaca seluruh isi buku satu persatu. Itulah fungsi sinopsis yang ada di belakang cover buku. Sinopsis tersebut memberikan gambaran sekilas dan menyeluruh terhadap isi buku sehingga kemudian Anda dapat menentukan apakah Anda akan membaca lebih lanjut isi buku tersebut.

Apakah Anda pernah membuat skripsi? Di awal skripsi selalu dibuat ringkasan eksekutif (executive summary) yang biasanya hanya berkisar 1/2-1 halaman. Seperti namanya ringkasan ini dibuat untuk para eksekutif, misalnya dosen penguji, yang terlalu sibuk atau tidak sempat membaca semua naskah. Benar kan, mana ada dosen penguji yang membaca seluruh isi skripsi sampai titik komanya. Ringkasan itu akan memberi gambaran pada para eksekutif itu seperti apa sebenarnya isi skripsi tersebut. Sama seperti sinopsis.

FUNGSI SINOPSIS
Fungsi sinopsis yang Anda kirimkan beserta naskah kepada penerbit juga demikian, sama seperti ringkasan eksekutif pada skripsi. Penerbit menerima ratusan bahkan ribuan naskah yang harus dibaca dan diteliti setiap hari. Dari membaca sinopsis, editor akan tahu setidaknya gambaran isi naskah tersebut. Boleh dibilang sinopsis menjadi gerbang awal yang menentukan naskah Anda selanjutnya akan dibaca atau tidak oleh editor yang bersangkutan. Dari sinopsis, editor dengan mudah akan tahu apakah naskah yang dikirimkan sesuai dengan visi dan misi penerbitannya atau tidak. Fungsi sinopsis akan makin besar pada penerbit skala besar. Jadi walaupun sepele sinopsis ini sangat besar fungsinya.

Dengan adanya sinopsis kerja editor yang memeriksa naskah juga akan lebih cepat. Tentunya ini berpengaruh pada karir Anda sebagai penulis. Dengan jawaban yang lebih cepat dari penerbit, entah itu diterima atau tidak, tentu akan sangat membantu langkah Anda selanjutnya.

TIPS MENULIS SINOPSIS YANG BAIK
Setelah kita tahu peran dan fungsi sinopsis, sekarang kita akan membahas bagaimana menulis sinopsis yang baik. Di bawah ini ada beberapa tips yang dapat menjadi acuan:
  1. Sinopsis sebaiknya tidak lebih dari satu halaman. Sepertinya mudah menulis sinopsis satu halaman daripada menulis satu novel. Jika Anda sudah mencobanya, mungkin Anda akan berpikir sebaliknya. Bahkan jika Anda dapat menceritakan seluruh isi naskah Anda dalam satu paragraf saja, itu lebih baik.
  2. Jangan menulis sinopsis dengan bentuk seperti resensi. Sinopsis berbeda dengan resensi. Sinopsis secara obyektif menceritakan isi buku, sedangkan resensi adalah ulasan tentang buku yang berisi pendapat pribadi tentang kelebihan dan kekurangan suatu buku. Editorlah yang akan menilai naskah Anda, bukan Anda.
  3. Berbeda dengan resensi, sinopsis yang Anda kirimkan pada penerbit dapat menceritakan seluruh isi buku termasuk elemen-elemen penting yang dirahasiakan dan menjadi kejutan. Di dalam resensi, hal ini tidak dianjurkan karena akan merusak keasyikan membaca orang lain.
  4. Jangan mencontoh mutlak sinopsis yang ada di cover belakang buku yang dijual di pasaran. Sinopsis yang ada di situ biasanya sudah tidak murni sinopsis karena sudah ada muatan promosinya. Sinopsis yang Anda kirimkan untuk penerbit adalah sinopsis yang menceritakan isi buku, tidak kurang tidak lebih.
  5. Jangan gunakan bahasa sastra yang berbelit-belit. Gunakan bahasa formal yang memudahkan editor untuk memahami naskah Anda secara keseluruhan.
  6. Pastikan keunggulan naskah Anda terdapat di dalam sinopsis. Apakah itu idenya, keunikan temanya, dll. Tentunya tidak dengan memuji-muji keunggulan tersebut, tetapi dengan menyatakan keunggulan tersebut secara obyektif.
Selamat membuat sinopsis
oleh Didik Wijaya
copyright Penerbit Escaeva
http://www.escaeva.com

Panduan Menulis Bio Data Yang Baik

Setelah sebelumnya saya menulis tentang panduan menulis sinopsis yang baik, kali ini giliran panduan tentang cara menulis bio data yang ikut serta dikirimkan bersama naskah ke penerbit. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa masih banyak yang membuat bio datanya sendiri dengan seadanya, cuma sebagai pelengkap persyaratan pengiriman naskah. Padahal banyak keputusan mengenai diterbitkannya suatu naskah dipengaruhi oleh bio data penulisnya. Nah, tulisan ini akan membahas bagaimana membuat bio data penulis dengan baik dan benar

Sebenarnya untuk menulis bio data tidak ada yang sulit, karena materinya jelas-jelas sudah ada karena merupakan kehidupan Anda sendiri. Namun kesalahan terbesar hampir semua orang adalah menuliskannya dengan cara sama seperti waktu ia melamar pekerjaan biasa. Banyak orang yang hanya sekedar mengkopi dari resumenya. Harus diingat bahwa bio data ini digunakan untuk memuluskan langkah Anda menjadi penulis. Maka tentu saja isinya pun harus berkaitan dengan hal tersebut.

Tanpa banyak bicara panjang lebar lagi, berikut ini adalah tips umum untuk menuliskan bio data Anda:
  1. Jujur. Ini adalah salah satu elemen terpenting pada saat menuliskan bio data. Sekali Anda tidak jujur dan ketahuan maka kemungkinan besar Anda akan dimasukkan dalam daftar hitam penerbit. Jangan pula melebih-lebihkan fakta yang ada.
  2. Tuliskan apa yang relevan dengan karir Anda sebagai penulis atau relevan dengan isi buku yang Anda tulis. Misalnya Anda menulis topik tentang bonsai, Anda dapat mencantumkan jabatan Anda di perkumpulan bonsai, pengalaman Anda menekuni bidang bonsai atau pengalaman Anda mengikuti kejuaraan bonsai. Tapi kalau Anda menuliskan pendidikan atau karir Anda di bidang teknik, tentu hal ini malah membuat editornya geleng-geleng kepala dan tidak percaya pada apa yang Anda tulis.
  3. Format penulisan biasanya tidak mengikat. Mau dibuat dengan sistem tabel, narasi atau apa saja biasanya penerbit tidak memersoalkan, yang penting jelas dan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
  4. Jangan terlalu banyak menuliskan bio data sampai berlembar-lembar. Cukup satu atau maksimal dua lembar.

Berkaitan dengan poin no 2, beberapa hal tentang apa yang perlu dicantumkan dan yang tidak dicantumkan di dalam bio data dapat dilihat di bawah ini:
  1. Data pribadi. Data ini tentu harus dicantumkan, yaitu nama, alamat dan kontak. Sediakan sebanyak mungkin kontak sehingga memudahkan penerbit untuk menghubungi Anda. Bila Anda memiliki website, blog, email silakan dicantumkan.
  2. No rekening. Cantumkan hanya apabila penerbit mensyaratkannya.
  3. Latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja. Cantumkan secara detail hanya apabila relevan dengan isi buku Anda. Jika tidak relevan tetapi tetap ingin mencantumkan, tuliskan hanya sekilas saja.
  4. Pengalaman berorganisasi. Walaupun tidak relevan dengan isi buku, kadangkala bila Anda memiliki banyak teman dan tergabung suatu komunitas tertentu (apalagi bila Anda menjadi pengurus aktif di dalamnya) juga bisa menjadi nilai tambah bagi bio data Anda. Kalau sama dengan topik buku lebih baik lagi.
  5. Pengalaman menulis. Jika Anda sudah pernah menulis buku, atau menulis artikel di majalah cantumkan hal tersebut dan judul-judulnya. Ini akan menjadi nilai tambah bagi Anda, apalagi kalau buku sebelumnya termasuk buku laris.
  6. Penghargaan yang pernah diterima. Jika Anda pernah mendapatkan penghargaan di bidang yang Anda tulis sebagai buku atau memenangkan sayembara penulisan cantumkan hal tersebut.
  7. Foto. Tidak menjadi keharusan. Jika Anda merasa pede dan yakin foto Anda tidak membuat enek penerbitnya silakan dilampirkan.
  8. Fotokopi ijazah, sertifikat dan piagam. Tidak perlu dilampirkan karena hanya akan membuang uang fotokopi Anda.
Semoga artikel ini bisa menjadi panduan Anda untuk membuat bio data yang profesionaloleh Didik Wijaya
copyright Penerbit Escaeva
http://www.escaeva.com

Panduan Menulis Surat Pengantar Yang Baik

Ditulis Oleh Didik Wijaya   
Jumat, 04 Mei 2007


Setelah sebelumnya membahas tentang bagaimana menulis sinopsis dan bio data, bahasan kali ini adalah membahas surat pengantar (cover letter). Surat pengantar ini adalah elemen yang sangat penting jika Anda ingin mengirimkan naskah kepada suatu penerbit. Surat ini adalah yang pertama kali dan pasti pertama kali dibaca seorang editor pada waktu menerima suatu naskah. Surat ini akan memberikan impresi pertama pada naskah Anda. Sebagai contoh, bayangkan Anda adalah seorang editor dan Anda menerima naskah dengan surat pengantar seperti "Hi, ini naskah gue." Apa yang akan ada di dalam otak Anda sebagai editor kalau menerima surat pengantar seperti ini. So what?!? Kalau editornya baik hati, ia masih mau membaca naskah Anda, tapi kalau ia super sibuk, ia mungkin akan membaca naskah Anda sambil lalu. Kecuali naskah Anda benar-benar impresif, besar kemungkinan naskah Anda akan masuk tong sampah.

Jadi, camkan bahwa surat pengantar naskah sama sekali bukan hal sepele. Ia dapat membantu naskah Anda diterima penerbit atau malah membuat naskah Anda ditolak penerbit. Anda harus membuat surat pengantar dengan benar kalau ingin naskah Anda diterima. Surat pengantar yang baik memang tidak menjamin naskah Anda diterima, tetapi surat pengantar yang tidak karuan memperbesar peluang editor tidak membuka naskah Anda sama sekali.

Berikut ini adalah tips-tips yang harus Anda perhatikan untuk membuat surat pengantar yang baik dan benar.

  1. Gunakan bahasa formal. Tunjukkan bahwa Anda adalah seorang penulis profesional. Walaupun naskah yang Anda tulis memiliki tema yang ngepop, tetap tulis dengan bahasa formal.
  2. Gunakan format surat formal, seperti kepala, badan dan penutup surat.
  3. Tuliskan kata-kata dengan kalimat sopan. Bagaimanapun Anda harus menunjukkan etiket dalam berkirim surat.
  4. Tuliskan seluruh isi surat secara singkat. Editor adalah orang yang sibuk, jadi jangan berpayah-payah berbasa-basi.
  5. Tujukan kepada editor yang bersangkutan secara langsung bila Anda mengetahui namanya.
  6. Tuliskan tujuan Anda dengan jelas, apakah Anda memasukkan naskah untuk lomba, atau apakah Anda memasukkan naskah untuk diterbitkan, atau lainnya. Setiap surat yang ditulis tentu memiliki tujuan.
  7. Jelaskan siapa diri Anda secara singkat. Tidak perlu panjang lebar menjelaskan setiap prestasi menulis Anda. Editor bisa membacanya di bio data. Anda dapat menjelaskan latar belakang penulisan Anda yang sesuai dengan isi naskah.
  8. Jelaskan tentang naskah Anda secara singkat. Misalnya latar belakang penulisan dan keunggulan naskah Anda dibanding naskah lain yang sudah terbit.
  9. Tuliskan penutup surat yang standar. Cukup "Terima kasih". Tidak perlu merayu editor berlebihan. Editor sudah eneg setiap hari membaca tulisan. Tidak akan mempan.  
  10. Jika Anda menulis surat pengantar via email, tetap gunakan format surat formal. Mengirim surat via email bukan alasan untuk menulis seenak jidat seperti Anda menulis email untuk teman. Jangan lupa, tuliskan subyek email yang jelas.

Intinya surat pengantar adalah menjelaskan tujuan dikirimnya naskah, siapa diri Anda, dan seperti apa naskahnya. Dengan menuliskan surat pengantar yang baik dan benar, sebenarnya Anda juga menghargai hasil karya Anda sendiri. Bayangkan siapa orang tua yang tidak bangga saat mengenalkan anaknya? Cara Anda menulis surat pengantar menunjukkan bagaimana Anda menghargai karya Anda sendiri. Jika Anda tidak melakukannya, bagaimana Anda mengharap orang lain (dalam hal ini editor) untuk melakukan hal yang sama.

Jadi setelah membaca artikel ini, jangan sampai Anda menuliskan "Hi, ini naskah gue." SO WHAT!!!

12 Tips Mengirimkan Naskah

Salah satu hal yang akan sering Anda lakukan sebagai penulis adalah mengirimkan naskah ke penerbit. Walau kelihatannya kegiatan ini sangat sepele, namun sebenarnya sangat signifikan bagi karier Anda sebagai penulis. Berikut ini adalah beberapa buah tips yang bisa menjadi panduan Anda dalam mengirimkan naskah ke penerbit.
1. Bacalah terlebih dahulu petunjuk pengiriman naskah. Biasanya petunjuk ini tercantum di dalam website penerbit. Bacalah denngan teliti. Beberapa penerbit memiliki persyaratan yang khusus.
2. Cari tahu jenis buku yang diterbitkan oleh penerbit yang Anda inginkan. Penerbitan akademis tentu akan menolak naskah fiksi. Hal ini dimaksudkan supaya Anda tidak membuang waktu mengirimkan naskah ke penerbit yang salah.
3. Bila Anda mengirimkan dalam bentuk hardcopy, sertakan amplop yang sudah ditempeli perangko secukupnya apabila Anda ingin naskah tersebut dikembalikan apabila ditolak.
4. Apabila Anda mengirimkan dalam bentuk softcopy pastikan bahwa naskah tersebut diketik dalam format yang umum digunakan. Mintalah persetujuan terlebih dahulu bila Anda ingin mengirimkan dalam format yang khusus. Apabila mengirimkan lewat email, isi subject email dengan jelas. Dan pastikan juga email atau file Anda bebas dari virus.
5. Sabarlah menunggu jawaban. Mungkin naskah Anda akan mendapatkan jawaban dalam hitungan minggu atau bulan. Editor sebuah penerbitan biasanya mendapatkan banyak sekali kiriman naskah, sehingga cukup menyita waktu mereviewnya satu per satu.
7. Kiriman naskah Anda yang terbaik. Jangan kirimkan naskah yang seadanya - masih banyak salah ketik, layout yang berantakan, dsb. Anda akan dinilai berdasarkan apa yang Anda kirimkan. Jadi kirimkan yang terbaik. Jika penerbit untuk mensyaratkan untuk mengirimkan salah satu contoh saja, kirimkan bab terbaik. Ini akan membuat Anda terlihat profesional.
8. Berikan impresi yang baik, sopan dan ramah apabila Anda ingin menanyakan tentang naskah Anda. Janganlah bersikap menjengkelkan dengan menelepon atau mengirim email setiap hari kepada editor. Biarkan editor mengerjakan tugasnya.
9. Sambil menunggu, janganlah berdiam diri. Setelah Anda mengirimkan naskah, buatlah naskah yang lain. Tetaplah produktif untuk menulis. Jika naskah Anda ditolak, anda akan memiliki naskah lain yang bisa dikirimkan. Carilah tema yang lain, berbeda dengan yang Anda kirimkan sebelumnya. Atau Anda bisa membaca kembali naskah Anda, sehingga Anda bisa mengirimkan kembali dengan melakukan revisi yang dperlukan
10. Terbukalah pada kritik. Jika penerbit meminta Anda merevisi naskah Anda, lakukanlah. Setiap penulis bisa salah tulis atau ketik. Anda juga perlu menyadari bahwa penerbit juga punya pertimbangan lain seperti segi “komersial” suatu naskah yang mungkin berbeda dengan idealisme Anda.
11. Bersiaplah menghadapi penolakan. Setiap akan penulis akan selalu mendapatkan penolakan, tidak terkecuali penulis yang sudah punya nama. Jangan menyerah. Kadang penerbit menolak suatu karya tanpa penjelasan sama sekali. Tidak perlu diambil hati. Tidak semua sebabnya adalah naskah Anda yang jelek, ada lebih lebih banyak alasan di luar hal itu, seperti ketidak cocokan naskah, atau mungkin editornya yang tidak bisa melihat kelebihan naskah Anda. Anda bisa mengirimkannya lagi – dengan revisi, atau mengirimkannya pada penerbit lain.
12. Ada beberapa dokumen yang perlu Anda kirimkan bersama naskah Anda, antara lain :
Sinopsis. Dengan sinopsis, penerbit dapat mendapatkan gambaran cocok tidaknya naskah untuk diterbitkan dengan lebih cepat. Sinopsis juga dapat membantu untuk medapatkan gambaran mengenai isi naskah tersebut.
Cover letter. Anda sebaiknya mengirimkan cover letter bersama dengan naskah tersebut. Cover letter sebaiknya juga menjelaskan apa kelebihan naskah Anda, siapa yang akan membaca tulisan Anda (target marketnya) dan menjawab pertanyaan mengapa penerbit harus menerbitkan naskah Anda. Apabila Anda baru pertama kali mengirimkan naskah ke penerbit, cover letter juga bisa berfungsi sebagai alat perkenalan.
Bio data. Satu dokumen lagi yang perlu Anda serahkan adalah bio data. Terutama jika Anda baru pertama kali mengirimkan naskah ke penerbit tertentu. Tidak ada salahnya juga bila Anda selalu mengirimkan bio data pada saat mengirimkan naskah, karena mungkin pengalaman Anda sudah bertambah. Di dalam bio data ini Anda bisa mencantumkan data pribadi, seperti nama, alamat, no kontak, email, dan sebagainya. Anda perlu juga mencantumkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, keahlian Anda, terutama bila Anda menulis buku non fiksi, karena hal ini sangat berperan dalam menentukan lolos tidaknya naskah Anda. Jika Anda pernah menulis buku sebelumnya, sebutkan judul, penerbit, dan tahun beredarnya. Sebutkan juga jumlah eksemplar yang telah dicetak dan terjual, apakah buku Anda masuk kategori best seller. Hal ini akan menambah nilai jual Anda.












Selamat mengirimkan naskah Anda
oleh Didik Wijaya